Kajian Ahad, Mengkaji QS. An-Nisa Ayat 29
24082025
Kajian Subuh
Ust. Muhayat alhafizd
Masjid Baitul Mukmin
Antapani Kidul
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Rabiul awal adalah bulan lahirnya Nabi Muhammad Saw sebagai ushwatun Hasanah, yang memberi teladan baik.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ قَا لَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ يٰبَنِيْۤ اِسْرَآءِيْلَ اِنِّيْ رَسُوْلُ اللّٰهِ اِلَيْكُمْ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرٰٮةِ وَمُبَشِّرًا بِۢرَسُوْلٍ يَّأْتِيْ مِنْۢ بَعْدِى اسْمُهٗۤ اَحْمَدُ ۗ فَلَمَّا جَآءَهُمْ بِا لْبَيِّنٰتِ قَا لُوْا هٰذَا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ
wa iz qoola ‘iisabnu maryama yaa baniii isrooo-iila innii rosuulullohi ilaikum mushoddiqol limaa baina yadayya minat-taurooti wa mubasysyirom birosuuliy ya-tii mim ba’dismuhuuu ahmad, fa lammaa jaaa-ahum bil-bayyinaati qooluu haazaa sihrum mubiin
“Dan (ingatlah) ketika ‘Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.””
(QS. As-Saff 61: Ayat 6)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
لَقَدْ مَنَّ اللّٰهُ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ اِذْ بَعَثَ فِيْهِمْ رَسُوْلًا مِّنْ اَنْفُسِهِمْ يَتْلُوْا عَلَيْهِمْ اٰيٰتِهٖ وَيُزَكِّيْهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَا لْحِكْمَةَ ۚ وَاِ نْ كَا نُوْا مِنْ قَبْلُ لَفِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ
laqod mannallohu ‘alal-mu-miniina iz ba’asa fiihim rosuulam min angfusihim yatluu ‘alaihim aayaatihii wa yuzakkiihim wa yu’allimuhumul-kitaaba wal-hikmah, wa ing kaanuu ming qoblu lafii dholaalim mubiin
“Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang beriman ketika (Allah) mengutus seorang rasul (Muhammad) di tengah-tengah mereka dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Kitab (Al-Qur’an) dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 164)
Surat Al ahzab
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا النَّبِيُّ اتَّقِ اللّٰهَ وَلَا تُطِعِ الْكٰفِرِيْنَ وَا لْمُنٰفِقِيْنَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ عَلِيْمًا حَكِيْمًا
yaaa ayyuhan-nabiyyuttaqillaaha wa laa tuthi’il-kaafiriina wal-munaafiqiin, innalloha kaana ‘aliiman hakiimaa
“Wahai nabi! Bertakwalah kepada Allah dan janganlah engkau menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,”
(QS. Al-Ahzab 33: Ayat 1)
Kita membahas ayat tentang yaayuhallazi naamanu.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَأْكُلُوْۤا اَمْوَا لَـكُمْ بَيْنَكُمْ بِا لْبَا طِلِ اِلَّاۤ اَنْ تَكُوْنَ تِجَا رَةً عَنْ تَرَا ضٍ مِّنْكُمْ ۗ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُمْ رَحِيْمًا
yaaa ayyuhallaziina aamanuu laa ta-kuluuu amwaalakum bainakum bil-baathili illaaa ang takuuna tijaarotan ‘ang taroodhim mingkum, wa laa taqtuluuu angfusakum, innalloha kaana bikum rohiimaa
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 29)
Ayat ini diturunkan untuk larangan memakan harta sesama kita secara batil dan melarang saling membunuh.
Kalau kita bicara jihad maka terkait kepada dua masalah harta dan jiwa.
Dua ini paling ditekankan Allah dalam berjihad mengikuti jalan Allah.
Jihad dengan harta sangat disenangi Allah.
Sampai sampai orang yang meninggal syahid pun ditunda masuk surga sebelum mereka menyelesaikan utang piutangnya.
Allah memulai ayat ini dengan panggilan kalimat kasih sayang, “Ya ayuhalazi na amanu”
Agar tidak melakukan perampasan harta dengan cara khianat.
Ghosof adalah meminjam sesuatu tanpa izin dari yang empunya termasuk cara yang tidak halal.
Contohnya meminjam sandal dimesjid untuk keperluan sebentar lalu dikembalikan tetapi tidak meminta izin.
Contohnya orang yang berdagang di trotoar, mereka berdagang bukan ditempatnya dengan memakai tempat berdagang tanpa izin.
Dalam perdagangan ada orang yang menjual stroberi di suatu wadah besar lalu dibawahnya diganjal dengan kertas lalu stroberinya cuma satu lapis diatas kalau ada niat menipu maka perdagangan seperti ini termasuk yang haram.
Dalam hidup ini perdagangan merupakan 90% perputaran uang. Rasulullah mengatakan 9 dari 10 pekerjaan adalah perdagangan.
Jadi hati-hati dalam melaksanakan transaksi perdagangan.
Kalau kamu mau membeli jangan mencela barang dagangan orang lain atau mengatakan harga di tempat lain lebih murah padahal mereka tidak melakukannya.
Bagi pedagang jangan sekali-kali membohongi pembeli dengan mengatakan harga pokoknya ditinggikan.
Adab berdagang yang lain adalah memudahkan kalau-kalau ada yang berhutang.
Dalam ayat diatas membahas tentang dilarangnya membunuh diri. Pada saat dineraka mereka akan selalu menusuk dirinya sendiri dengan pisau yang dipakai membunuh dirinya.
Tidak boleh merusak jiwa mu dan membunuh orang lain karena ini adalah perbuatan yang keji dan dilaknat Allah.
Jadilah orang yang jujur dan meninggalkan kebohongan. Allah akan memasukan kita kedalam syurga Nya
Aamiin ya rabb