Kajian Selasa, Menjaga Amalan Ramadhan Tetap Utuh

Ustad KH. Yusup Muhammad, S.Q., Al Hafidz
Peningkatan amal di di bulan Syawal diawali dengan takbiran, dengan mengakbarkan Allah dari hawa nafsunya. Pada saat melaksanakan Shalat Iedul Fitri, melakukan takbir dan bersilaturahim merupakan rangkaian habluminallah dan habluminannas.
Makna silaturahim, untuk mendapatkan murah rizki dan panjang umurnya. Namun, esensi dari halal bihalal dalam konteks habluminannas secara syar’i adalah saling memberi dan memaafkan dari orang yang didzalimi hari ini juga, sebelum datangnya waktu, hari kematian seseorang. Hal ini merupakan bagian dari menjaga amalan ramadhan tetap utuh, dengan selalu muhasabah dan menjaga ketaatan dalam beribadah.
Makna dari petikan ayat QS. Al Hujurat ayat 10, bahwa sesama orang beriman bersaudara, silaturahmi setelah bulan ramadhan dapat menguatkan ukhuwah dan bila terjadi konflik siap untuk mendamaikan.
Bilamana dikaitkan dengan petikan ayat lain, yang berkaitan dengan persahabatan yang abadi, dapat disimak dalam QS. Az Zuhruf ayat 67, yaitu: “teman-teman akrab pada hari itu (yaitu kiamat), mereka saling bermusuhan, kecuali persahabatan orang-orang mukmin, orang-orang yang bertakwa yang diikat oleh keimanan.
Di petikan ayat lain menyatakan dalam QS. Al Bayinah ayat 4, bahwa tidak terpecah belah orang-orang ahli kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata. Dan dinyatakan pada QS. Al Bayinah ayat 5, bahwa mereka hanya diperintah menyembah Allah, dengan ikhlas menaati-Nya, semata-mata karena menjalankan agama, agar melaksanakan shalat dan menunaikan agama yang lurus.

