• Terima kasih kepada seluruh jamaah yang telah berbagi rezeki untuk Program Ramadhan 1446 H, Berkah Berseka. جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيرًا ||---|| Mari bergerak bersama dalam mengurangi sampah selama bulan Ramadhan 1446 H, melalui Berkah Berseka, BERsama Kurangi SampAH, Bersih Sehat Lingkungan
Kamis, 17 Juli 2025

Kajian Rabu, Kajian Ayat

Kajian Rabu, Kajian Ayat
Bagikan

25062025
Kajian Subuh
Ust. Aldino, Lc.
Masjid Baitul Mukmin
Antapani Kidul

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Talabul ilmu ada 4 Maslah besar
Mencari ilmu dari buaiayan sampai liang lahat
Tidak terbatas terhadap usia

  1. Mengangkat kejahilan kita
    Banyak manusia jahil dari hal hal mendasar,sehingga bacaan alfatihah masih belum benar ,belum tau tentang pembatal udhu, belum mengerti tentang mandi wajib
  2. Mencari pahala
    Walaupun kita sudah tau ,tetap saja kita memperhatikannya karena selama talabul ilmu diperhatikan oleh para malaikat,yang mendoakan yang mencari ilmu
  3. Menambah iman
    Naik turun sesuai keadaan ,sehingga kalau kita duduk dengan orang beriman akan menaikan iman ,dan saat kita duduk dengan orang maksiat minimal mereka terbawa untuk melakukan maksiat
  4. Memperbaiki amal
    Talabul ilmu mendorong kita mengetahui apa yang harus kita jalankan .

Prioritas kita dalam talabul ilmu tentu sesuai dengan kebutuhan kita. Dimulai dengan tauhid agar tidak terjerumus dalam kekafiran dan kemunafikan.

Surat Ali Imran 33
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ اصْطَفٰۤى اٰدَمَ وَنُوْحًا وَّاٰلَ اِبْرٰهِيْمَ وَاٰ لَ عِمْرٰنَ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ 
innallohashthofaaa aadama wa nuuhaw wa aala ibroohiima wa aala ‘imroona ‘alal-‘aalamiin

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat (pada masa masing-masing),”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 33)

Allah jadikan panutan dizaman nya ada 4 orang yakni nabi Adam dan nabi Nuh.
Dan keluarga Ibrahim dan keluarga Imran.
Dua mengenal sosok pribadi nabi.
Dan 2 mengenai keluarga Ibrahim dan keluarga Imran.

Nabi Adam menjadi contoh karena asam diusir dari syurga bukan karena sombong seperti iblis,beliau berdosa mempunyai syahwat dan nafsu, nabi Adam bertobat dan menyesal sedangkan iblis tidak mau bertobat.

Tipe keluarga, diantaranya:

  1. Keluarga Sholeh semua contohnya keluarga nabi Ibrahim dan keluarga imran
  2. Keluarga kafir semua keluarga abulahab
  3. Suaminya beriman dan istrinya tidak contohnya nabi Nuh dan nabi Luth
  4. Istrinya Sholeh dan suaminya kafir contohnya Aisyiah dan Fir’aun
  5. Ada keluarga seorang perempuan adalah Mariam
  6. Ada keluarga Lukman yang ditinggal oleh istrinya lalu beliau yang mendidik anaknya menjadi Sholeh

Kesempurnaan Alquran tauladan dalam mencontohkan semua bentuk keluarga.

Keluarga Imran adalah keluarga yang meminta kepada Allah dimemberikan anak anak yang Sholeh
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَا تَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَـكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَا للّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
qul ing kungtum tuhibbuunalloha fattabi’uunii yuhbibkumullohu wa yaghfir lakum zunuubakum, wallohu ghofuurur rohiim

“Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 31)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

اِذْ قَا لَتِ امْرَاَ تُ عِمْرٰنَ رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَـكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ ۚ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
iz qoolatimro-atu ‘imroona robbi innii nazartu laka maa fii bathnii muharrorong fa taqobbal minnii, innaka angtas-samii’ul-‘aliim

“(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.””
(QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 35)

Keluarga nabi Ibrahim mengajarkan kecintaan kepada Allah SWT .apapun yang diperintah Allaah selalu dikerjakan .sampai sampai hajar yang baru mempunyai anak ditinggalkan didaerah yang tandus..dan bahkan menyembelih anak yang sangat disayanginya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَاِ ذْ قَا لَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّا جْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّـعْبُدَ الْاَ صْنَا مَ 
wa iz qoola ibroohiimu robbij’al haazal-balada aaminaw wajnubnii wa baniyya an na’budal-ashnaam

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 35)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّا سِ ۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِ نَّهٗ مِنِّيْ ۚ وَمَنْ عَصَا نِيْ فَاِ نَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
robbi innahunna adhlalna kasiirom minan-naas, fa mang tabi’anii fa innahuu minnii, wa man ‘ashoonii fa innaka ghofuurur rohiim

“Ya Tuhan, berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak dari manusia. Barang siapa mengikutiku, maka orang itu termasuk golonganku, dan barang siapa mendurhakaiku, maka Engkau Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 36)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

رَبَّنَاۤ اِنِّيْۤ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَا دٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ ۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوْا الصَّلٰوةَ فَا جْعَلْ اَ فْـئِدَةً مِّنَ النَّا سِ تَهْوِيْۤ اِلَيْهِمْ وَا رْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ
robbanaaa inniii askangtu ming zurriyyatii biwaadin ghoiri zii zar’in ‘ingda baitikal-muharromi robbanaa liyuqiimush-sholaata faj’al af-idatam minan-naasi tahwiii ilaihim warzuq-hum minas-samarooti la’allahum yasykuruun

“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 37)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

رَبَّنَاۤ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُ ۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَ رْضِ وَلَا فِى السَّمَآءِ
robbanaaa innaka ta’lamu maa nukhfii wa maa nu’lin, wa maa yakhfaa ‘alallohi ming syai-ing fil-ardhi wa laa fis-samaaa

“Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan; dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.”
(QS. Ibrahim 14: Ayat 38)

Semoga kita dapat mencontoh gambaran ketaatan kepada Allah.
Aamiin ya rabb

SebelumnyaKajian Ahad, Kiat Khusyuk dalam ShalatSesudahnyaKajian Jum'at, Kekuatan Harapan dan Optimis