Kajian Senin, Sebab – sebab Menerima Waris


18082025
Kajian Subuh
Ust.Nurjamil Alhafiz
Masjid Baitul Mukmin
Antapani Kidul
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Sebab-sebab menerima waris
Hubungan kekerabatan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْۢ بَعْدُ وَهَا جَرُوْا وَجَاهَدُوْا مَعَكُمْ فَاُ ولٰٓئِكَ مِنْكُمْ ۗ وَاُ ولُوا الْاَ رْحَا مِ بَعْضُهُمْ اَوْلٰى بِبَعْضٍ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
wallaziina aamanuu mim ba’du wa haajaruu wa jaahaduu ma’akum fa ulaaa-ika mingkum, wa ulul-ar-haami ba’dhuhum aulaa biba’dhing fii kitaabillaah, innalloha bikulli syai-in ‘aliim
“Dan orang-orang yang beriman setelah itu, kemudian berhijrah dan berjihad bersamamu maka mereka termasuk golonganmu. Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) menurut Kitab Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(QS. Al-Anfal 8: Ayat 75)
Hubungan pernikahan
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَلَـكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ اَزْوَا جُكُمْ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهُنَّ وَلَدٌ ۚ فَاِ نْ كَا نَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَـكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصِيْنَ بِهَاۤ اَوْ دَ يْنٍ ۗ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّكُمْ وَلَدٌ ۚ فَاِ نْ كَا نَ لَـكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوْصُوْنَ بِهَاۤ اَوْ دَ يْنٍ ۗ وَاِ نْ كَا نَ رَجُلٌ يُّوْرَثُ كَلٰلَةً اَوِ امْرَاَ ةٌ وَّلَهٗۤ اَخٌ اَوْ اُخْتٌ فَلِكُلِّ وَا حِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ ۚ فَاِ نْ كَا نُوْۤا اَكْثَرَ مِنْ ذٰلِكَ فَهُمْ شُرَكَآءُ فِى الثُّلُثِ مِنْۢ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُّوْصٰى بِهَاۤ اَوْ دَ يْنٍ ۙ غَيْرَ مُضَآ رٍّ ۚ وَصِيَّةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ حَلِيْمٌ
wa lakum nishfu maa taroka azwaajukum il lam yakul lahunna walad, fa ing kaana lahunna waladung fa lakumur-rubu’u mimmaa tarokna mim ba’di washiyyatiy yuushiina bihaaa au daiin, wa lahunnar-rubu’u mimmaa taroktum il lam yakul lakum walad, fa ing kaana lakum waladung fa lahunnas-sumunu mimmaa taroktum mim ba’di washiyyating tuushuuna bihaaa au daiin, wa ing kaana rojuluy yuurosu kalaalatan awimro-atuw wa lahuuu akhun au ukhtung fa likulli waahidim min-humas-sudus, fa ing kaanuuu aksaro ming zaalika fa hum syurokaaa-u fis-sulusi mim ba’di washiyyatiy yuushoo bihaaa au dainin ghoiro mudhooorr, washiyyatam minalloh, wallohu ‘aliimun haliim
“Dan bagianmu (suami-suami) adalah seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika mereka (istri-istrimu) itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya setelah (dipenuhi) wasiat yang mereka buat atau (dan setelah dibayar) utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (setelah dipenuhi) wasiat yang kamu buat atau (dan setelah dibayar) utang-utangmu. Jika seseorang meninggal, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu) atau seorang saudara perempuan (seibu), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu, setelah (dipenuhi wasiat) yang dibuatnya atau (dan setelah dibayar) utangnya dengan tidak menyusahkan (kepada ahli waris). Demikianlah ketentuan Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Penyantun.”
(QS. An-Nisa’ 4: Ayat 12)
Hubungan pemerdekaan
Seorang budak yang dimerdekakan
Hubungan jihhatul Islam
Bagi mayit yang tidak memiliki ahli waris maka hartanya diserahkan ke baitulmall
Sebab penghalang menerima waris, diantaranya:
- Hamba sahaya
- Pembunuhan,percobaan pembunuhan
- Perbedaan agama
Hukum waris di Indonesia, sbb:
- Hukum Islam
- Hukum adat
- Hukum perdata barat (hukum benda)
Perkembangan hukum waris di indonesia, diantaranya pada:
Masa sebelum penjajahan kerajaan Islam memakai hukum Islam
Masa penjajahan berlaku teori teori receptie incomplexu
Masa setelah kemerdekaan
Teori receptie a contrasio
Mengenal istilah waris, sbb:
- Dzawil furudh adalah bagian yang sudah ditetapkan oleh alquran
- Ashbah sisa setelah dzawil furudh
- Dzawil Arham adalah orang yang dekat dari kerabat perempuan
- Wasiat wajibah
Adalah itjtihat ulama cucu yang sudah ditinggalkan bapaknya .yang mempunyai pamannya maka dapat sesuai dengan paling banyak sebesar bagian pamannya.
Ahli waris laki laki ada 15 sedangkan ahli waris 10.
Yang pasti dapat adalah 5, yaitu: bapak, anak laki laki, suami, istri, anak perempuan.
Akad Mu’awadhat dan tabarruat
Mu’awadhat =akad pertukaran seperti jual beli murabahah ,ijarah,
Tabarruat adalah
Hak yang yang harus didahulukan sebelum pembagian waris
- Hak yang berkaitan dengan orang lain,penjual untuk menyerahkan barang yang dijual,penerima gadai ,terhadap bararang gadai
- Hak yang tidak berkaitan dengan hak orang
a. Al Tajhij(pengurusan mayat)
b. Membayar utang
c. Melaksanakan wasiat
d. Pembagian waris
Memang ilmu faraidh ini sungguh berat .fiqihnya perlu pembelajaran yang mendalam
Semoga kita dapat mengamalkannya
Aamiin ya rabb